JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan dan TNI rencananya akan membeli sejumlah alutsista seperti tank, pesawat intai, heli tempur menggunakan dana pinjaman luar negeri sebesar US$ 6,5 miliar.
Kalangan Komisi I DPR mempertanyakan sumber dana yang digunakan untuk membeli alutsista tersebut. Wakil Ketua Komisi I Mayjen (Purn) TB Hasanuddin mengaku tak mengetahui sumber dana pinjaman luar negeri itu.
"Ada pinjaman itu 6,5 miliar dolar ini dari mana itu harus diperdalam, mengikat tidak? Ini akan membeli tank leopard, membeli pesawat apache," kata TB Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Kamis (9/2/2012).
Politikus PDIP mengaku, pihaknya juga tak mengetahui mengapa pemerintah sepertinya ngotot untuk menggunakan dana pinjaman itu untuk pembelian tank Leopard dari Belanda. Padahal parlemen Belanda sendiri secara tegas menolak untuk menjualkan kepada Indonesia.
"Kalau saya nangkap, mereka meminjamkan tapi kita harus beli ini-ini supaya uangnya kembali lagi kepada mereka," jelasnya.
Atas hal itu maka muncul kecurigaan adanya broker dalam rencana penggunaan dana pinjaman itu untuk membeli sejumlah Alutsista. Untuk itu, Hasanuddin mempertanyakan sumber dana US$ 6,5 miliar yang diperoleh pemerintah. Sebab sampai hari ini pemerintah tak pernah menjelaskan secara detai asal usul dana tersebut.
"Jadi ini pinjamanannya dari mana. Pemerintah tidak menjelaskan uang pinjaman itu dari mana, mereka hanya bilang dari luar negeri. Masa kami harus memaksa seperti memukuli sampai mereka mau mengaku dari mana asalnya," tandasnya.
Kalangan Komisi I DPR mempertanyakan sumber dana yang digunakan untuk membeli alutsista tersebut. Wakil Ketua Komisi I Mayjen (Purn) TB Hasanuddin mengaku tak mengetahui sumber dana pinjaman luar negeri itu.
"Ada pinjaman itu 6,5 miliar dolar ini dari mana itu harus diperdalam, mengikat tidak? Ini akan membeli tank leopard, membeli pesawat apache," kata TB Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Kamis (9/2/2012).
Politikus PDIP mengaku, pihaknya juga tak mengetahui mengapa pemerintah sepertinya ngotot untuk menggunakan dana pinjaman itu untuk pembelian tank Leopard dari Belanda. Padahal parlemen Belanda sendiri secara tegas menolak untuk menjualkan kepada Indonesia.
"Kalau saya nangkap, mereka meminjamkan tapi kita harus beli ini-ini supaya uangnya kembali lagi kepada mereka," jelasnya.
Atas hal itu maka muncul kecurigaan adanya broker dalam rencana penggunaan dana pinjaman itu untuk membeli sejumlah Alutsista. Untuk itu, Hasanuddin mempertanyakan sumber dana US$ 6,5 miliar yang diperoleh pemerintah. Sebab sampai hari ini pemerintah tak pernah menjelaskan secara detai asal usul dana tersebut.
"Jadi ini pinjamanannya dari mana. Pemerintah tidak menjelaskan uang pinjaman itu dari mana, mereka hanya bilang dari luar negeri. Masa kami harus memaksa seperti memukuli sampai mereka mau mengaku dari mana asalnya," tandasnya.
Sumber : Inilah
No comments:
Post a Comment