Warga Suriah menghadiri pemakaman massal, seorang warga Suriah anti pemerintah yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Suriah, di daerah Khaldiyeh di Kota Homs, Suriah, Minggu (26/2). REUTERS/Stringer
Moskow - Rusia tidak berniat menghentikan kerja sama militer dengan Suriah meskipun ada seruan dari Barat untuk itu. Deputi Menteri Pertahanan Anatoly Antonov mengatakan Rusia mematuhi kontrak yang telah dibuat untuk memberikan senjata ke Suriah.
"Rusia memiliki kerja sama teknis bidang militer yang baik dan kuat dengan Suriah, dan kami tidak melihat alasan hari ini untuk mempertimbangkan kembali hal itu," kata Antonov pada wartawan.
"Rusia memiliki kerja sama teknis bidang militer yang baik dan kuat dengan Suriah, dan kami tidak melihat alasan hari ini untuk mempertimbangkan kembali hal itu," kata Antonov pada wartawan.
Ia mengatakan pasokan senjata ke Suriah ini sejalan dengan hukum internasional dan akan terus berlanjut. "Kerja sama militer Rusia-Suriah adalah sah," katanya. "Satu-satunya yang mengkhawatirkan kami saat ini adalah keamanan warga negara kita."
Beberapa personel militer Rusia kini masih berada di Suriah untuk melatih penggunaan senjata yang dipasok oleh Rusia. Dia menolak mengatakan berapa banyak dari mereka yang saat ini ditempatkan di Suriah.
"Itu bagian dari kewajiban kontrak kami," kata Antonov, yang mengawasi kerja sama teknis militer dengan negara-negara asing. "Ketika kami mensuplai senjata, kami harus menyediakan pelatihan."
Antonov dengan marah membantah tuduhan bahwa Rusia mengirimkan pasukan khusus untuk membantu pasukan pemerintah Suriah. "Tidak ada pasukan khusus dengan senapan dan peluncur granat berlarian di sana," katanya.
Beberapa personel militer Rusia kini masih berada di Suriah untuk melatih penggunaan senjata yang dipasok oleh Rusia. Dia menolak mengatakan berapa banyak dari mereka yang saat ini ditempatkan di Suriah.
"Itu bagian dari kewajiban kontrak kami," kata Antonov, yang mengawasi kerja sama teknis militer dengan negara-negara asing. "Ketika kami mensuplai senjata, kami harus menyediakan pelatihan."
Antonov dengan marah membantah tuduhan bahwa Rusia mengirimkan pasukan khusus untuk membantu pasukan pemerintah Suriah. "Tidak ada pasukan khusus dengan senapan dan peluncur granat berlarian di sana," katanya.
Moskow telah menjadi sekutu setia Suriah sejak zaman Soviet, ketika negara itu dipimpin Hafez Assad. Negara ini menjadi pemasok utama pesawat, rudal, tank, dan senjata berat lainnya ke negara yang tengah bergolak itu.
Pelabuhan Suriah, Tartus, merupakan satu-satunya pangkalan angkatan laut yang dimiliki Rusia di luar eks Uni Soviet. Sebuah skuadron angkatan laut Rusia menunjukkan aktivitasnya pada bulan Januari, dan dipandang oleh banyak pihak sebagai tanda dukungan untuk Assad.
Pelabuhan Suriah, Tartus, merupakan satu-satunya pangkalan angkatan laut yang dimiliki Rusia di luar eks Uni Soviet. Sebuah skuadron angkatan laut Rusia menunjukkan aktivitasnya pada bulan Januari, dan dipandang oleh banyak pihak sebagai tanda dukungan untuk Assad.
No comments:
Post a Comment