JAKARTA-(IDB) : Pesawat tempur Hercules milik TNI AU kembali ke Indonesia setelah menjalani perbaikan menyeluruh (overhaul) di Amerika Serikat. Serah terima pesawat ini akan dilakukan di base ops Halim Perdanakusuma.
“Siang ini akan dilakukan upacara penyambutan,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus saat dihubungi, Jumat (24/2). Menurut Azman, Hercules yang mengalami overhaul atas bantuan Amerika ini dilakukan sejak setahun lalu.
Selain perbaikan, mulai body, structure hingga persenjataan, pesawat ini juga di-up grade kemampuannya. “Serah terima dilakukan oleh dubes Amerika di Indonesia dengan Wakil KSAU,” ujar Azman. Pesawat ini diperbaiki di Oklahoma Amerika Serikat untuk menjalani pemeliharaan berat dalam Programmed Depot Maintenance di hanggar perusahaan swasta ARINC, di Oklahoma, Amerika Serikat.
Jika pesawat tersebut selesai diperbaiki, direncanakan dua unit Hercules lainnya akan juga diperbaiki. Menurut Azman, teknisi TNI AU sebenarnya punya kemampuan memperbaiki pesawat tersebut. Namun, kemampuan tidak didukung fasilitas dan peralatan pendukung.
"Alat-alat yang dibutuhkan tidak ada. Kalau beli (alat-alatnya), lebih jauh dan lebih mahal, lebih baik kita gunakan orang lain," katanya.
“Siang ini akan dilakukan upacara penyambutan,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus saat dihubungi, Jumat (24/2). Menurut Azman, Hercules yang mengalami overhaul atas bantuan Amerika ini dilakukan sejak setahun lalu.
Selain perbaikan, mulai body, structure hingga persenjataan, pesawat ini juga di-up grade kemampuannya. “Serah terima dilakukan oleh dubes Amerika di Indonesia dengan Wakil KSAU,” ujar Azman. Pesawat ini diperbaiki di Oklahoma Amerika Serikat untuk menjalani pemeliharaan berat dalam Programmed Depot Maintenance di hanggar perusahaan swasta ARINC, di Oklahoma, Amerika Serikat.
Jika pesawat tersebut selesai diperbaiki, direncanakan dua unit Hercules lainnya akan juga diperbaiki. Menurut Azman, teknisi TNI AU sebenarnya punya kemampuan memperbaiki pesawat tersebut. Namun, kemampuan tidak didukung fasilitas dan peralatan pendukung.
"Alat-alat yang dibutuhkan tidak ada. Kalau beli (alat-alatnya), lebih jauh dan lebih mahal, lebih baik kita gunakan orang lain," katanya.
Sumber : Jurnas
No comments:
Post a Comment