Satelit Mikro Jenis Lapan-Tubsat |
BOGOR-(IDB) : Setelah berhasil meluncurkan satelit mikro jenis Lapan-Tubsat pada 2007 lalu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berencana meluncurkan satelit jenis Lapan A2 di India akhir tahun ini.
Kepala Lapan Bambang Setiawan Tejakusuma mengungkapkan, keberhasilan mengorbitkan satelit Lapan-Tubsat memberi semangat bagi pengembangan satelit berikutnya di Indonesia. Dalam hal ini Lapan telah mengembangkan dua satelit, yakni Lapan A2 yang berorbit ekuatorial dan Lapan A3 berorbit polar. “Karena orbitnya yang ekuatorial, Lapan A2 akan melewati wilayah Indonesia 14 kali per hari.Peluncuran A2 dilakukan menggunakan roket India,”ujar Bambang di Bogor kemarin.
Bambang mengaku belum dapat menentukan kepastian tanggal peluncuran A2 karena menunggu India. Ini terkait dengan posisi satelit yang hanya sebagai penumpang di roket India yang lebih besar.Perkiraan peluncuran dilakukan pada akhir tahun. “Ditargetkan antara September hingga Desember 2012 meluncur ke orbit,” ujarnya. Satelit A2 merupakan satelit kedua bikinan Lapan yang akan diluncurkan ke orbit setelah satelit Lapan-Tubsat (A1) diluncurkan lima tahun lalu dan saat ini masih mengorbit. Satelit A2 membawa misi utama untuk melakukan observasi bumi dan alat komunikasi penanganan bencana.
Satelit ini dimuati video RGB camera surveilance,sistem deteksi kapal laut automatic identifiction system (AIS), dan alat komunikasi Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia (Orari) untuk penanganan bencana. A2 juga bisa dipakai sebagai alat pertahanan negara. Bambang mengungkapkan, satelit Lapan-Tubsat yang diluncurkan pada 10 Januari 2007 dari Sriharikota, India, merupakan keberhasilan bagi bangsa Indonesia. “Indonesia patut berbangga karena satelit pertama buatan anak bangsa ini sudah lima tahun mengorbit. Banyak satelit mikro sejenis Lapan-Tubsat hanya mampu bertahan mengorbit di angkasa selama dua tahun,” paparnya.
Menurut Bambang, satelit eksperimen berukuran kecil dengan bobot 57 kg itu mampu mengorbit di ketinggian 650 km.“Satelit ini berorbit polar atau mengelilingi bumi dengan melewati kutub dan melintasi wilayah Indonesia sebanyak dua kali per hari,”jelasnya. Satelit Lapan-Tubsatini telah menghasilkan berbagai video pemantauan bencana seperti gunung meletus, pemantauan kebakaran hutan, dan pemantauan permukaan bumi. “Keberhasilan ini merupakan bukti keandalan para peneliti dan perekayasa Lapan,” imbuhnya.
Ketua Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia Indradi mengaku bangga dan mengapresiasi program Lapan yang akan kembali meluncurkan satelit andalannya untuk kepentingan bangsa. Sebab, selama ini Indonesia masih bergantung pada negara luar untuk pengambilan video dan foto dari angkasa.
“Kami mendukung sekali upaya Lapan dalam mengembangkan sejumlah satelitnya. Ini merupakan lokomotif untuk menyatukan semua kemampuan yang dibutuhkan bangsa semisal pertanian, kehutanan, penataan ruang, mitigasi bencana,dan banyak lagi manfaatnya,”jelasnya.
Kepala Lapan Bambang Setiawan Tejakusuma mengungkapkan, keberhasilan mengorbitkan satelit Lapan-Tubsat memberi semangat bagi pengembangan satelit berikutnya di Indonesia. Dalam hal ini Lapan telah mengembangkan dua satelit, yakni Lapan A2 yang berorbit ekuatorial dan Lapan A3 berorbit polar. “Karena orbitnya yang ekuatorial, Lapan A2 akan melewati wilayah Indonesia 14 kali per hari.Peluncuran A2 dilakukan menggunakan roket India,”ujar Bambang di Bogor kemarin.
Bambang mengaku belum dapat menentukan kepastian tanggal peluncuran A2 karena menunggu India. Ini terkait dengan posisi satelit yang hanya sebagai penumpang di roket India yang lebih besar.Perkiraan peluncuran dilakukan pada akhir tahun. “Ditargetkan antara September hingga Desember 2012 meluncur ke orbit,” ujarnya. Satelit A2 merupakan satelit kedua bikinan Lapan yang akan diluncurkan ke orbit setelah satelit Lapan-Tubsat (A1) diluncurkan lima tahun lalu dan saat ini masih mengorbit. Satelit A2 membawa misi utama untuk melakukan observasi bumi dan alat komunikasi penanganan bencana.
Satelit ini dimuati video RGB camera surveilance,sistem deteksi kapal laut automatic identifiction system (AIS), dan alat komunikasi Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia (Orari) untuk penanganan bencana. A2 juga bisa dipakai sebagai alat pertahanan negara. Bambang mengungkapkan, satelit Lapan-Tubsat yang diluncurkan pada 10 Januari 2007 dari Sriharikota, India, merupakan keberhasilan bagi bangsa Indonesia. “Indonesia patut berbangga karena satelit pertama buatan anak bangsa ini sudah lima tahun mengorbit. Banyak satelit mikro sejenis Lapan-Tubsat hanya mampu bertahan mengorbit di angkasa selama dua tahun,” paparnya.
Menurut Bambang, satelit eksperimen berukuran kecil dengan bobot 57 kg itu mampu mengorbit di ketinggian 650 km.“Satelit ini berorbit polar atau mengelilingi bumi dengan melewati kutub dan melintasi wilayah Indonesia sebanyak dua kali per hari,”jelasnya. Satelit Lapan-Tubsatini telah menghasilkan berbagai video pemantauan bencana seperti gunung meletus, pemantauan kebakaran hutan, dan pemantauan permukaan bumi. “Keberhasilan ini merupakan bukti keandalan para peneliti dan perekayasa Lapan,” imbuhnya.
Ketua Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia Indradi mengaku bangga dan mengapresiasi program Lapan yang akan kembali meluncurkan satelit andalannya untuk kepentingan bangsa. Sebab, selama ini Indonesia masih bergantung pada negara luar untuk pengambilan video dan foto dari angkasa.
“Kami mendukung sekali upaya Lapan dalam mengembangkan sejumlah satelitnya. Ini merupakan lokomotif untuk menyatukan semua kemampuan yang dibutuhkan bangsa semisal pertanian, kehutanan, penataan ruang, mitigasi bencana,dan banyak lagi manfaatnya,”jelasnya.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment