JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq memastikan, hingga kini DPR tidak memiliki informasi resmi soal rencana Kemenhan menerima hibah satu skuadron pesawat tempur F-5E /F Tiger dari Taiwan. Sebab, hingga kini pihak Kemenhan tidak pernah menyampaikan masalah ini ke Komisi I DPR.
"Ya, inilah yang selama ini sangat kita sayangkan. Selama ini Kemenhan bicaranya ke media terlebih dulu soal-soal seperti ini. Tidak menyampaikannya lebih dulu ke DPR," ujar Mahfudz Siddiq di DPR, Senin (12/3).
DPR, kata Mahfudz, mengingatkan pada Kemenhan dan pemerintah untuk tidak gegabah menerima tawaran hibah pesawat dari Taiwan tersebut. Mengingat Taiwan memiliki sejumlah konflik dengan beberapa negara saat ini.
"Sehingga buat Indonesia hal itu resistensi, karena dikhawatirkan dapat merusak hubungan baik dengan negara lain jika menerima hibah pesawat dari Taiwan tersebut," ujarnya.
Sementara, dari segi anggaran, kata Mahfudz, soal hibah pesawat itu juga tidak gratis. Karenanya, juga perlu ada kajian matang, dalam kalkulasi perhitungan biaya pemeliharaan dan retrofit jika menerima hibah pesawat dari Taiwan tersebut.
"Yang pasti, itu tidak masuk dalam anggaran dari Pinjaman Luar Negeri hingga 2014 dan tidak masuk dalam anggaran belanja alutsista pada APBN Perubahan 2012 ini," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, mengatakan pihaknya mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan. Ia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skadron F-5E/F. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang, dilengkapi sejenis depo pemeliharaan dan persenjataan.
Sufaat mengemukakan usia pakai pesawat-pesawat F-5E/F Tiger II TNI-AU, yang saat ini tergabung dalam Skuadron Udara 14, akan diperpanjang hingga 2020.
"Ya, inilah yang selama ini sangat kita sayangkan. Selama ini Kemenhan bicaranya ke media terlebih dulu soal-soal seperti ini. Tidak menyampaikannya lebih dulu ke DPR," ujar Mahfudz Siddiq di DPR, Senin (12/3).
DPR, kata Mahfudz, mengingatkan pada Kemenhan dan pemerintah untuk tidak gegabah menerima tawaran hibah pesawat dari Taiwan tersebut. Mengingat Taiwan memiliki sejumlah konflik dengan beberapa negara saat ini.
"Sehingga buat Indonesia hal itu resistensi, karena dikhawatirkan dapat merusak hubungan baik dengan negara lain jika menerima hibah pesawat dari Taiwan tersebut," ujarnya.
Sementara, dari segi anggaran, kata Mahfudz, soal hibah pesawat itu juga tidak gratis. Karenanya, juga perlu ada kajian matang, dalam kalkulasi perhitungan biaya pemeliharaan dan retrofit jika menerima hibah pesawat dari Taiwan tersebut.
"Yang pasti, itu tidak masuk dalam anggaran dari Pinjaman Luar Negeri hingga 2014 dan tidak masuk dalam anggaran belanja alutsista pada APBN Perubahan 2012 ini," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, mengatakan pihaknya mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan. Ia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skadron F-5E/F. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang, dilengkapi sejenis depo pemeliharaan dan persenjataan.
Sufaat mengemukakan usia pakai pesawat-pesawat F-5E/F Tiger II TNI-AU, yang saat ini tergabung dalam Skuadron Udara 14, akan diperpanjang hingga 2020.
Sumber : Jurnamen
No comments:
Post a Comment