MOSCOW-(IDB) : Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut latihan militer bersama Amerika Serikat-Georgia yang dimulai Rabu sebagai 'provokasi'.
"Latihan-latihan seharusnya untuk menekan kerusuhan. Saya mengatakan kepada menteri luar negeri (AS) bahwa latihan tersebut terlihat seperti provokasi," kata Lavrov dalam pertemuan majelis rendah parlemen di Negara Bagian Duma, Rusia.
Moskow berharap mereka yang mengadakan latihan akan selalu mengingat stabilitas yang rapuh di wilayah Trans-Kaukasia, kata Lavrov.
Sementara itu, ia membantah bahwa Moskow telah mendesak kepada siapa saja untuk mengakui kemerdekaan wilayah yang memisahkan diri Georgia dari Abkhazia dan Ossetia Selatan, seraya mengatakan Rusia hanya aktif mendukung kawasan dalam memperluas kontak internasional
"Kami tidak melakukan pembicaraan ini. Ini adalah urusan sekutu kami, Abkhazia dan Ossetia Selatan," kata Lavrov.
Dia menambahkan bahwa Rusia akan mendukung rekan-rekannya secara politik.
Moskow mengakui kemerdekaan dua wilayah itu pada Agustus 2008 setelah konflik bersenjata singkat dengan Georgia. Sebagai tanggapan, Georgia memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.
"Latihan-latihan seharusnya untuk menekan kerusuhan. Saya mengatakan kepada menteri luar negeri (AS) bahwa latihan tersebut terlihat seperti provokasi," kata Lavrov dalam pertemuan majelis rendah parlemen di Negara Bagian Duma, Rusia.
Moskow berharap mereka yang mengadakan latihan akan selalu mengingat stabilitas yang rapuh di wilayah Trans-Kaukasia, kata Lavrov.
Sementara itu, ia membantah bahwa Moskow telah mendesak kepada siapa saja untuk mengakui kemerdekaan wilayah yang memisahkan diri Georgia dari Abkhazia dan Ossetia Selatan, seraya mengatakan Rusia hanya aktif mendukung kawasan dalam memperluas kontak internasional
"Kami tidak melakukan pembicaraan ini. Ini adalah urusan sekutu kami, Abkhazia dan Ossetia Selatan," kata Lavrov.
Dia menambahkan bahwa Rusia akan mendukung rekan-rekannya secara politik.
Moskow mengakui kemerdekaan dua wilayah itu pada Agustus 2008 setelah konflik bersenjata singkat dengan Georgia. Sebagai tanggapan, Georgia memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.
Sumber : Republika
No comments:
Post a Comment