TEL AVIV-(IDB) : Kementerian Pertahanan Israel mencapai kata akhir dengan Italia dalam pembelian 30 jet latih M-346 Macchino dari Alenia Aermacchi, senilai 1 miliar dolar Amerika Serikat. Kata akhir ini sekaligus mengakhiri masa penantian panjang dalam memutuskan, antara M-346 atau T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan, yang menawarkan harga kompetitif.
Jet tempur ringan latih Italia ini sebelumnya telah memenangi dua pesanan pasti dari Singapura dan Uni Emirat Arab. Sementara T-50 baru satu, yaitu Indonesia, itupun dalam jumlah jauh lebih sedikit ketimbang pesanan dari Israel. Baik M-346 dan T-50 juga berkompetisi dalam pesanan serupa bagi Angkatan Udara Polandia dan ceruk besar untuk Angkatan Udara Amerika Serikat.
Dengan begitu, Israel memiliki 30 Macchino ini, Singapura 12, dan Italia sendiri 15 unit. Dalam konfigurasi standar, harga per unit M-346 Macchino sekitar 20 juta dolar Amerika Serikat. M-346 sangat identik dengan Yak-130 Mitten lansiran biro rancang Yakovlev dan Sokol, Rusia, dengan perbedaan pokok pada mesin penggerak.
M-346 Macchino didorong dua Honeywell F124-GA-200 bypass jet sementara Yak-130 Mitten didorong sepasang Klimov RD35 buatan Rusia. Mesin M-346 diakui lebih kuat ketimbang Klimov RD35 buatan Rusia itu.
Strategi besar bagi Korea Selatan adalah: jika memenangi Israel maka pintu bagi pasar internasional akan terbuka lebar, mengingat mereka adalah pemain baru dalam dunia jet tempur di kancah dunia. T-50 Golden Eagle bermesin satu dan menurut pilot uji, "cita rasa" dan performansinya adalah F-16 Fighting Eagle dalam versi mini.
Sementara M-346 atau Yak-130 dinilai gabungan dari F-16, F-15 Eagle, dan Eurofighter.
Bagi Israel, M-346 akan menggantikan A-4N/TA-4N Skyhawk (berkemampuan membopong misil udara ke darat nuklir) buatan dasawarsa '80-an. Israel menerima pertama kali seri A-4 Skyhawk buatan McDonnel Douglas pada 1968 akibat kelebihan produksi Amerika Serikat; Indonesia juga menerima pada dasawarsa '70-an.
Bisnis arsenal udara di antara Israel dan Italia ini juga berlaku secara resiprokal alias offset deal. Italia akan membeli senilai sama peralatan perang dari Israel, yang dikatakan pejabat di Kementerian Pertahanan Israel, Udi Shani, sebagai suatu yang memungkinkan negaranya memperoleh keuntungan jauh lebih besar dalam kenyataannya.
Italia telah membeli produk-produk persenjataan Israel, meliputi senjata berpemandu, perlengkapan intelijen, pengamatan, dan pemantauan (ISR), sistem perang elektronika, dan sistem perlindungan diri bagi helikopter dan pesawat transportasi militer.
Perusahaan Israel juga bekerja sama dengan firma Italia dalam program peningkatan peralatan militer internasional. Yang sedang didiskusikan kini adalah transfer dua pesawat peringatan dini yang dikembangkan Elta Systems. Italia menjadi kandidat utama dalam pengadaan sistem ISR yang bermula dari pesanan Turki; yang ditolak Israel.
Paket ini terkait dengan prioritas yang diajukan Angkatan Udara Italia mengikuti kampanye pertempuran di Libia, tahun lalu. Hal ini mempercepat pembelian, proses, dan diseminasi intelijen menuju data terhadap sasaran yang dituju.
Dari sisi Korea Selatan --sebelum pilihan jatuh kepada Italia-- berharap Israel memberi pesanan senilai 1,6 miliar dolar Amerika Serikat dalam proyek T-50-nya, termasuk sistem penghalau roket Iron Dome mereka. Timbal baliknya, Korea Selatan memerlukan serangkaian sistem pertahanan dari Israel, termasuk misil Spike NLOS, radar kendali tembakan utama bagi jet-jet tempurnya, dan radar besar anti peluru kendali, Green Pine.
Jet tempur ringan latih Italia ini sebelumnya telah memenangi dua pesanan pasti dari Singapura dan Uni Emirat Arab. Sementara T-50 baru satu, yaitu Indonesia, itupun dalam jumlah jauh lebih sedikit ketimbang pesanan dari Israel. Baik M-346 dan T-50 juga berkompetisi dalam pesanan serupa bagi Angkatan Udara Polandia dan ceruk besar untuk Angkatan Udara Amerika Serikat.
Dengan begitu, Israel memiliki 30 Macchino ini, Singapura 12, dan Italia sendiri 15 unit. Dalam konfigurasi standar, harga per unit M-346 Macchino sekitar 20 juta dolar Amerika Serikat. M-346 sangat identik dengan Yak-130 Mitten lansiran biro rancang Yakovlev dan Sokol, Rusia, dengan perbedaan pokok pada mesin penggerak.
M-346 Macchino didorong dua Honeywell F124-GA-200 bypass jet sementara Yak-130 Mitten didorong sepasang Klimov RD35 buatan Rusia. Mesin M-346 diakui lebih kuat ketimbang Klimov RD35 buatan Rusia itu.
Strategi besar bagi Korea Selatan adalah: jika memenangi Israel maka pintu bagi pasar internasional akan terbuka lebar, mengingat mereka adalah pemain baru dalam dunia jet tempur di kancah dunia. T-50 Golden Eagle bermesin satu dan menurut pilot uji, "cita rasa" dan performansinya adalah F-16 Fighting Eagle dalam versi mini.
Sementara M-346 atau Yak-130 dinilai gabungan dari F-16, F-15 Eagle, dan Eurofighter.
Bagi Israel, M-346 akan menggantikan A-4N/TA-4N Skyhawk (berkemampuan membopong misil udara ke darat nuklir) buatan dasawarsa '80-an. Israel menerima pertama kali seri A-4 Skyhawk buatan McDonnel Douglas pada 1968 akibat kelebihan produksi Amerika Serikat; Indonesia juga menerima pada dasawarsa '70-an.
Bisnis arsenal udara di antara Israel dan Italia ini juga berlaku secara resiprokal alias offset deal. Italia akan membeli senilai sama peralatan perang dari Israel, yang dikatakan pejabat di Kementerian Pertahanan Israel, Udi Shani, sebagai suatu yang memungkinkan negaranya memperoleh keuntungan jauh lebih besar dalam kenyataannya.
Italia telah membeli produk-produk persenjataan Israel, meliputi senjata berpemandu, perlengkapan intelijen, pengamatan, dan pemantauan (ISR), sistem perang elektronika, dan sistem perlindungan diri bagi helikopter dan pesawat transportasi militer.
Perusahaan Israel juga bekerja sama dengan firma Italia dalam program peningkatan peralatan militer internasional. Yang sedang didiskusikan kini adalah transfer dua pesawat peringatan dini yang dikembangkan Elta Systems. Italia menjadi kandidat utama dalam pengadaan sistem ISR yang bermula dari pesanan Turki; yang ditolak Israel.
Paket ini terkait dengan prioritas yang diajukan Angkatan Udara Italia mengikuti kampanye pertempuran di Libia, tahun lalu. Hal ini mempercepat pembelian, proses, dan diseminasi intelijen menuju data terhadap sasaran yang dituju.
Dari sisi Korea Selatan --sebelum pilihan jatuh kepada Italia-- berharap Israel memberi pesanan senilai 1,6 miliar dolar Amerika Serikat dalam proyek T-50-nya, termasuk sistem penghalau roket Iron Dome mereka. Timbal baliknya, Korea Selatan memerlukan serangkaian sistem pertahanan dari Israel, termasuk misil Spike NLOS, radar kendali tembakan utama bagi jet-jet tempurnya, dan radar besar anti peluru kendali, Green Pine.
Sumber : Antara
No comments:
Post a Comment